KARO - Kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 semakin menarik untuk diekspos, agar masyarakat dapat lebih mengenal sosok atau profile pasangan calon (Paslon) yang akan dipilih nanti.
Di Kabupaten Karo sendiri, pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati yang diusung PDI-P yakni Abetnego Tarigan dan Edy Suranta Bukit, hingga kini masih terus mendapat dukungan atau support dari berbagai kalangan.
Kali ini, dukungan mengalir datang dari 'Orang Lama' Siti Aminah br Peranginangin. Mantan Ketua PDI-P DPC Karo 4 periode ini menyebut, jika Paslon 'ABDI' ibarat barang yang masih original, layak dijual dan mahal.
Baca juga:
Tony Rosyid: Firli dan Prahara di KPK
|
"Ada tiga kandidat yang saya lihat. Saya juga pernah calon bupati dan calon wakil. Tapi sekali ini, saya melihat tampil beda dengan pemilihan sebelumnya. Kenapa saya begitu yaa, karena kalau nomor 1 Abetnego Tarigan. Ibarat barang jualan tadi ori ya, " ujarnya.
Nah, dengan dasar itulah, ia mengajak masyarakat Kabupaten Karo, khususnya simpatisan, kader dan sesepuh partai agar memenangkan Paslon Abetnego Tarigan dan Edy Suranta Bukit calon nomor urut 1 di Pilkada 2024.
"Karena menurut saya, dia yang lebih berpengalaman untuk memimpin Karo kedepan. Sudah rusak dan rusak selama ini, dari segi apapun. Jadi tolong, khususnya PDI-P dimanapun berada di Karo ini. Mari kita menangkan supaya ada perubahan di Karo ini, " ajak perempuan tangguh yang piawai berpolitik.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Memang Beda
|
Disela-sela menghadiri rapat kerja cabang khusus (Rakercabsus) DPC PDI-P Karo, Jumat (11/10-2024) di Hotel Suit Pakkar Desa Raya, Kecamatan Berastagi. Ia mengatakan jangan karena dibayar dengan uang, maka masyarakat memilih seorang pemimpin yang memang masih buta akan pemerintahan.
"Itu yang menjadi doa dan harapan saya, serta bagaimana memanegenya kedepan. Saya lihat, dan tidak menjelek-jelekkan calon bupati belum berpengalaman. Hanya kemauan aja, karena banyak uang, " ujar Siti Aminah yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Karo periode 2009-2014.
Jadi, timpalnya lagi, "Janganlah hanya karena faktor uang. Kita memilih pemimpin itu. Kita sudah bisa mengubah pola pikir, agar kita bisa lebih maju dari daerah lain, " pungkasnya mengakhiri.
(Anita Theresia Manua)